Suara Burung Cabak Pertanda Apa
Penyebab Burung Bersuara pada Malam Hari
Dirujuk dari laman World Animal Foundation, kicauan atau suara burung pada malam hari disebut vokalisasi nokturnal. Terdapat beberapa alasan ilmiah mengapa burung bersuara pada malam hari. Berikut uraian ringkasnya:
Burung jantan akan berkicau atau bernyanyi di malam hari dalam rangka mencari pasangan. Nyanyian burung ini biasanya terdengar begitu keras pada puncak musim kawin yang bertepatan dengan musim semi. Proses ini biasa terjadi pada semua tipe burung nokturnal dan diurnal.
Alasan kedua burung bersuara pada malam hari adalah sinyal peringatan akan datangnya bahaya. Misalnya, seekor burung merasakan adanya predator yang mendekat, maka ia akan mengeluarkan suara bernada tinggi supaya predator waspada sekaligus meminta bantuan dari burung lain.
Burung yang biasa aktif pada waktu siang memiliki kemungkinan lebih besar untuk salah kira. Sebabnya, cahaya atau lampu perkotaan dianggapnya sebagai sinar matahari pertanda siang hari. Alhasil, burung-burung ini mulai berkicau dan bernyanyi keras.
Usai berhasil menemukan makanan, burung dapat berkicau dengan nada yang disukainya. Selain itu, suara yang dikeluarkan juga bisa menjadi petunjuk bagi kawanannya untuk datang menghampiri. Atau, dalam kasus lain, suara burung muncul akibat pertarungan memperebutkan makanan.
Meski terlahir dengan kemampuan kicauan alami, burung akan tetap melatih suaranya pada malam hari. Pasalnya, keterampilan ini berguna untuk berkomunikasi dengan sesama burung. Di samping itu, kicauan juga berguna untuk menarik pasangan.
Nah, itulah beberapa arti suara burung pada malam hari berikut penjelasannya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam kepercayaan masyarakat, burung yang masuk ke dalam rumah sering kali dianggap sebagai pertanda atau simbol yang berkaitan dengan nasib dan kehidupan.
Banyak budaya meyakini bahwa burung membawa pesan dari alam gaib atau roh leluhur. Misalnya, di beberapa tradisi, burung yang masuk ke rumah bisa dianggap sebagai pertanda baik. Burung dapat melambangkan datangnya kabar gembira, kebahagiaan, atau rezeki yang akan datang.
Namun, dalam budaya lain, burung yang masuk rumah, terutama burung hitam atau burung gagak, sering dikaitkan dengan pertanda buruk atau datangnya musibah.
Sebenarnya, burung masuk rumah pertanda apa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kali ini Popmama.com telah merangkum baik dan buruknya ketika burung masuk rumah secara lebih detail.
Pertanda adanya perubahan
Burung yang mampu terbang bebas di langit, sering dipandang sebagai makhluk yang membawa pesan dari alam atau dunia spiritual. Burung juga memiliki kemampuan untuk berpindah dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain, sehingga melambangkan transisi atau transformasi.
Oleh karena itu, kehadirannya di dalam rumah bisa menandakan bahwa ada pergeseran besar atau perubahan signifikan yang akan datang. Baik itu dalam aspek keuangan, hubungan, maupun kehidupan pribadi. Jenis perubahan ini bisa berupa hal-hal positif, seperti awal baru, peluang baru, atau fase kehidupan yang lebih baik.
Nah, itu tadi deretan pertanda jika burung masuk ke rumah. Bagaimana menurutmu, Ma?
Pertanda keburukan atau kematian
Burung yang masuk ke rumah sering kali dipercaya pembawa tanda buruk alias kematian, utamanya jika burung tersebut memiliki warna gelap atau dikaitkan dengan makna mistis. Misalnya, burung gagak, burung hantu, atau burung hitam lainnya sering dilihat sebagai simbol malapetaka atau kematian yang akan datang.
Kepercayaan tersebut muncul dari mitos kuno dan cerita rakyat yang mengaitkan burung-burung ini dengan dunia roh atau kekuatan gaib.
Misalnya burung gagak, hewan ini sering kali muncul dalam cerita mitologi sebagai pengantar kematian atau utusan dari dunia bawah. Burung gagak dianggap membawa pesan bahwa seseorang dalam keluarga akan meninggal atau akan terjadi sesuatu yang tragis.
Pertanda tamu akan datang
Menurut kepercayaan tradisional, burung yang masuk ke rumah sering kali dipandang sebagai pertanda bahwa tamu akan datang dalam waktu dekat.
Keyakinan ini berakar dari pandangan bahwa burung adalah makhluk pembawa pesan, baik dari alam maupun dunia spiritual. Maka dari itu, kehadiran burung di dalam rumah diyakini sebagai isyarat akan adanya interaksi sosial penting.
Tamu yang datang ini sering kali diasosiasikan dengan orang yang membawa kabar baik atau membawa berkah bagi keluarga yang menerima kunjungan tersebut.
Saat ini, masih ada masyarakat Indonesia yang percaya bahwasanya segala sesuatu memiliki makna, termasuk suara burung pada malam hari. Lalu, apa arti burung bersuara pada malam hari? Berikut ini penjelasan lengkapnya!
Dikutip dari skripsi berjudul Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Habitat di Balohan Kecamatan Sukajaya Kota Sabang Sebagai Referensi Matakuliah Ornitologi oleh Amul Huzni dari UIN Ar-Raniry, Indonesia adalah negara keempat terkaya dalam urusan jenis burung.
Pada 2010, diketahui bahwasanya terdapat 1.539 jenis burung di Indonesia dari total 9.040 jenis di seantero dunia. Dari jumlah tersebut, 371 burung adalah endemik. Banyaknya jenis burung di Indonesia disebabkan bentangan alamnya yang mendukung dan bervariasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karenanya, tidak heran bila dalam kehidupan sehari-hari, kita menyaksikan pelbagai jenisnya. Saat malam tiba, kadang-kadang, terdengar pula suara burung bersahut-sahutan. Apakah suara burung tersebut menandakan sesuatu?
Dirujuk buku Kitab Primbon Jawa Serbaguna oleh R Gunasasmita, gagak adalah salah satu burung yang sering dianggap menyeramkan. Tak dapat dipungkiri, suara khasnya yang serak-serak parau terdengar mencekam, apalagi saat malam hari.
Masih dalam buku yang sama, terdapat tiga pembagian makna suara burung gagak pada malam hari berdasar waktunya. Uraian ringkas ketiganya adalah:
Tidak hanya gagak, burung-burung lain juga dipercaya membawa pertanda tersendiri. Misalnya, suara burung dares oleh warga Desa Ngablak, Kabupaten Pati, Jawa Tengah dianggap memiliki arti khusus.
Dirangkum dari Jurnal Pangadereng bertajuk "Burung-Burung Pembawa Tanda: Aneka Jenis dan Pemaknaan Mitos Burung pada Masyarakat Desa Ngablak, Kabupaten Pati, Jawa Tengah" oleh Rahman Latif Alfian dkk, burung dares atau burung hantu adalah makhluk nocturnal.
Ketika bersuara di malam hari, makna yang dipercaya adalah:
Lebih lanjut, di bawah ini beberapa makna lain yang dipercaya warga Desa Ngablak terkait suara burung pada malam hari:
Tidak hanya di wilayah Jawa saja, masyarakat Suku Dayak Mualang juga memiliki keyakinan serupa. Disadur dari buku Kearifan Lokal Pancasila oleh Armada Riyanto dkk, kepercayaan ini berkaitan erat dengan konsep ketuhanan orang Dayak Mualang.
Orang Dayak Mualang menyebut Penguasa Tertinggi Alam Semesta dengan istilah Petara. Kontak Petara dengan manusia dijembatani oleh dewa-dewi yang bertugas sebagai pembantu-pembantunya.
Dalam kepercayaan Dayak Mualang, dewa-dewi tersebut juga tidak secara langsung berkomunikasi dengan manusia, melainkan menggunakan perantara berupa 7 makhluk dewani. Makhluk-makhluk ini hadir dalam wujud burung.
Tujuh burung tersebut adalah Papau, Beragai, Bejampung, Pangkas, Gemuas, Ketupung, dan Gegurak. Masing-masing memiliki perannya tersendiri dalam dunia manusia.
Namun, ketika ketujuhnya berbunyi di malam hari, penduduk harus waspada. Sebab, suaranya menjadi isyarat akan datangnya ancaman bagi hidup manusia. Bahaya atau ancaman ini bisa berupa serangan mendadak dari pengayau, kehadiran binatang buas, dan lain sebagainya.
Burung manguni (sejenis burung hantu malam) memiliki tempat spesial dalam budaya Minahasa. Suaranya memiliki beragam makna. Adapun orang yang bisa memahami makna dari burung manguni disebut 'tumamalinga' atau akrab disebut pawang.
Disarikan dari Jurnal JINSA berjudul "Religiusitas dan Dimensi Ekologis di Balik Mitos Burung Manguni pada Masyarakat Minahasa" oleh Mayske Rinny Liando, istilah manguni berasal dari kata mawangunei yang berarti memberi tanda baik.
Untuk jenis burung, terdapat dua tipe, yakni burung siang, di antaranya adalah wara inendo yang biasa dikenal dengan sebutan menge 'ke' dan burung malam, yaitu wara wengi dan biasa dikenal dengan nama manguni.
Pesan dari burung manguni sendiri memiliki beragam makna. Burung manguni juga berperan dalam berbagai upacara adat, seperti ritual kumatau dan ba tumalinga. Bahkan, orang-orang yang melakukan perjalanan di malam hari membutuhkan petunjuk dari suara burung manguni ini.
Pertanda kabar baik
Burung memiliki simbolisme yang mendalam karena kemampuannya untuk terbang bebas di antara langit dan bumi, sehingga menjadikannya makhluk perantara antara dunia manusia dan dunia spiritual.
Dalam konteks ini, kedatangan burung ke rumah dipercaya membawa pesan positif dari alam atau bahkan leluhur. Pesan tersebut sering kali ditafsirkan sebagai tanda bahwa keberuntungan atau rezeki bakal segera datang.
Misalnya, kedatangan burung dapat melambangkan kemakmuran finansial yang segera tiba, peluang baru yang menguntungkan, atau kabar baik lainnya terkait dengan kehidupan pribadi atau keluarga.
Jenis burung yang masuk pun memengaruhi makna yang dihasilkan. Jika burung yang datang adalah merpati, maka pertanda kedamaian, cinta, atau keharmonisan rumah tangga. Sedangkan burung walet, yang populer di budaya Asia, dianggap sebagai simbol kemakmuran serta kesejahteraan.