Tenaga Pengajar Bahasa Inggris
Ayo bergabung di SMK Negeri 4 Palembang dalam mencerdaskan anak bangsa! Dibuka lowongan bagi tenaga pengajar Guru Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan, Guru Teknik Mesin, Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru Bimbingan dan Konseling
Akademia sebagai ekosistem yang mendistribusikan pengajar hebat di berbagai produk ruangguru, kali ini sedang membuka kesempatan mengajar di Brain Academy Center untuk cabang-cabang di kotamu.
?️Link Pendaftaran http://pengajar.ruangguru.com ?️Link Tutorial Mendaftar https://tinyurl.com/daftarakademia ?️CP 62 851-5777-9092 (Whatsapp)
Data yang kami terima akan masuk dalam database kami. Bilamana sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan, akan akan dihubungi melalui email maupun telepon.
Kesempatan Menjadi Tenaga Pengajar di Ruang Guru:
Dibutuhkan Tenaga Guru:
Untuk bergabung silahkan klik tinyurl.com/formjoinrg
Info lebih lanjut hubungi REGI; 081316938651
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang Penyelenggaraan Pendidikan.
Yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan adalah:
Kepala Satuan Pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan mediator (Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah:
Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu:
Orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan, di antaranya:
Jakarta: Harvard University membuka
, Thailand, dan Tagalog masing-masing satu orang. Mereka bakal mulai bekerja untuk Tahun Akademik 2023/2024.
Ini kali pertama bahasa Tagalog, yang juga bahasa keempat paling banyak digunakan di Amerika Serikat (AS), diajarkan di Harvard. Sementara itu, bahasa Indonesia dan Thailand sudah lebih dulu diajarkan.
Executive Director The
Asia Center, Elizabeth K Liao, mengatakan pihaknya mendapat dana dari sejumlah pihak untuk mendanai para pengajar.
bakal dikontrak selama tiga tahun dan dapat diperpanjang tambahan lima tahun.
Profesor Bahasa dan Peradaban Asia Timur, James Robson, yang juga Director of The Asia Center, mengungkapkan pihaknya mendapat dana USD1 juta untuk mendanai pengajar Tagalog. Namun, dia tak bisa menjamin dapat mendanai pengajar Tagalog setelah kontrak tiga tahun.
“Kami sangat bersemangat dan berharap posisi ini akan menjadi
dalam hal misi jangka panjang The Asia Center untuk membangun studi Asia Tenggara di Harvard, serta keterlibatan universitas dengan kawasan ini,” ujar Liao dikutip dari laman
, Kamis, 30 Maret 2023.
Saat ini, Harvard tidak memiliki departemen Studi Asia Tenggara. Dalam penawaran pembelajaran 2022-2023, Fakultas Seni dan Sains menawarkan satu kursus di Filipina, yaitu survei sejarah Asia Tenggara.
Robson mengatakan Asia Center telah menghabiskan lebih dari dua tahun untuk meningkatkan pendidikan tentang Asia Tenggara di Harvard.
“Apa yang saya harapkan adalah jika kita dapat menunjukkan ada permintaan untuk bahasa-bahasa ini dan siswa muncul dan bersemangat, mudah-mudahan kita juga dapat menggunakan ini untuk meyakinkan pemerintah lebih mendukung studi Asia Tenggara secara umum dan pengajaran bahasa di tertentu,” kata Robson.
Associate Director for Southeast Asia Programs di Asia Center, Jorge Espada, mengatakan timnya melihat kurangnya penawaran studi Asia Tenggara dan kursus bahasa ketika mereka melakukan survei terhadap sumber daya di Harvard.
“Sebagian besar bahasa Asia Tenggara diajarkan sebagai bagian dari format tutorial di Departemen Studi Asia Selatan. Kami ingin melihat apakah bahasa-bahasa ini dapat diajarkan oleh posisi tingkat pembimbing untuk memprofesionalkan pengajaran, membuatnya lebih konsisten, dan membangkitkan antusiasme untuk itu di Harvard,” ujar dia.
Salah satu Presiden Harvard Philippine Forum (HPF) dan ketua Redaksi Crimson, Eleanor V Wikstrom, mengatakan mendapatkan tawaran Tagalog merupakan salah satu tujuan “Selama HPF masih ada”.
Wikstrom mengungkapkan HPF telah mengajukan petisi kepada administrator Harvard untuk menawarkan kursus dalam bahasa Tagalog. Pada 2021, Wikstrom menulis opini di The Crimson yang mengkritik kurangnya penawaran dalam bahasa Tagalog di Harvard.
Dia mengaku menerima penolakan atas upaya advokasinya dan pertanyaan tentang nilai belajar bahasa Tagalog. “Kami bekerja melawan ingatan sejarah yang secara aktif menghapus pemahaman tentang pentingnya hubungan Filipina-Amerika,” ujar Wikstrom.
Wakil Presiden HPF Marcky C Antonio mengatakan adanya penawaran kursus Tagalog di Harvard adalah "Kemenangan besar bagi komunitas Filipina di kampung halaman," ujar dia.
Antonio berharap ini akan memacu lebih banyak pertukaran akademik antara Harvard dan Filipina. Dia mengaku gembira Harvard membuka lowongan kerja guru bahasa Tagalog, namun dia juga ragu.
“Meskipun ini adalah kursus bahasa Tagalog pertama yang pernah ditawarkan dalam sejarah Harvard, saya pikir ada juga perasaan bahwa kita perlu memastikan bahwa kita mengajarkan ini dengan benar, tidak hanya bahasa Tagalog, tetapi budaya Filipina secara keseluruhan,” kata dia.
Seorang mahasiswa, John U Ficek, mengatakan ingin belajar bahasa Tagalog ketika dia pertama kali tiba di Harvard. Namun, dia terkejut saat mengetahui tidak ada pelajaran soal bahasa Tagalog.
Dia mengatakan kelas Tagalog akan sangat membantu bagi warga Filipina yang dibesarkan di AS dan tidak pernah belajar bahasa tersebut.
“Saya pikir warisan Filipina sangat kaya dan sangat menarik dan saya sangat bangga memilikinya sebagai latar belakang saya. Saya menantikan orang lain mempelajarinya," ujar dia.
Sementara itu, Aaron J Arlanza bersyukur dan lega mendengar Harvard membuka lowongan guru bahasa Tagalog. Dia mengatakan itu penting untuk perwakilan Filipina di Harvard.
“Saya pikir itu akan menjadi langkah ke arah yang benar untuk mengangkat tidak hanya mahasiswa Filipina di sini di Harvard, tetapi juga pengaruh budaya Filipina dan Filipina di kampus ini,” kata Arlanza.
Wikstrom dan Antonio mengatakan mereka ingin terus mengadvokasi peningkatan perwakilan Filipina di Harvard.“Kami memiliki tanggung jawab lebih lanjut untuk mendorong ini sekarang karena kami tahu bahwa ini mungkin. Jadi, kami tidak akan berhenti di Tagalog," kata Wikstrom.